Inklusivitas

Berikut serba-serbi praktik penulisannya. Pastikan untuk cek Referensi untuk selengkapnya.


Bahasa memiliki kekuatan luar biasa untuk mendorong inklusivitas. Sebagai pembuat produk yang ditujukan untuk orang lain, kita suka percaya bahwa kita terhubung secara mendalam dengan setiap orang yang menggunakan produk yang kita ciptakan. Namun, pikiran dan tindakan kita sering kali secara tidak sadar dipengaruhi oleh bias dari lingkungan sosial kita. Ketika kita terus membangun produk yang berpusat pada satu jenis pengguna yang dianggap "tipikal" atau "standar," kita gagal memastikan bahwa produk tersebut dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang dari berbagai latar belakang.

Berbicara tentang inklusivitas tidak luput dari aksesibilitas. Aksesibilitas sebagai disiplin berada di bawah payung besar inklusivitas. Sehingga, panduan penulisan inklusif di sini juga akan disertai dengan bagaimana cara menulis yang aksesibel.

Lebih dari itu, penulis produk memiliki amanat untuk mempertimbangkan bagaimana penyandang disabilitas mengakses informasi, namun tentunya tidak bisa dilakukan sendiri. Penting juga untuk memikirkan bagaimana desainer dan Tim Pengembang dapat membantu dalam mewujudkan hal tersebut.

Panduan umum

Menulis secara inklusif adalah penggunaan kata, frasa, atau nada yang tidak mencerminkan pandangan yang penuh prasangka, stereotip, atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu. Sebelum masuk ke panduan umum, penting untuk terlebih dahulu paham beberapa jenis konten atau penulisan yang dapat dipertimbangkan ketika hendak menulis secara inklusif:

  1. Teks yang terlihat: Teks yang ditampilkan pada antarmuka (user interface/UI). Contohnya, tulisan pada komponen desain, seperti teks pada tombol, tautan, atau formulir.
  2. Teks yang tidak terlihat: Teks yang tidak muncul di layar, namun mendukung alat bantu pembaca layar (screen reader), seperti VoiceOver di Android dan TalkBack di iOS. Ada pula teks yang tidak langsung terlihat, seperti teks alternatif (alt text) untuk tombol dengan ikon, gambar, alur kerja, dan format tutorial.

Apa pun jenis kontennya, penulisannya harus deskriptif dan bermakna. Mari kita cari tau penulisan seperti apa yang termasuk dalam panduan umum inklusivitas:

Perhatikan pemilihan kata

DihindariDisarankanCatatan
“Lihat”, “Baca”, “Tonton video”“Cek”, “Pelajari”, “Tampilkan”, “Putar video”Tidak semua orang “melihat” dan “menonton”.
“Pengguna”“Anda”, “Kamu”Jika konteksnya tergantung pada peran tertentu (misalnya, admin yang mengelola izin akses), "pengguna" dapat digunakan.
“Bukti Karya ditujukan untuk Guru yang ahli videografi”“Bukti Karya membantu Anda berkreasi dalam bentuk video”Hindari menyorot target audiens tertentu saja.
“Perbarui data”“Perbarui data (1 dari 3 tahap)”Pandu pengguna melalui proses bertahap dan beri mereka ekspektasi apa yang harus dilakukan.
“Balik”“Kembali”, “Ke [nama halaman]”Gunakan kata ringkas yang sudah dikenal dan jelas maknanya.
“Singkirkan”, “Hentikan”, “Buang”“Tutup”, “Batalkan”, “Sembunyikan”-
“Modifikasi“Ubah”, “Edit”-
“Rasakan”, “Alami”“Coba”, “Mulai”-
“Terjadi server error timeout. Kunjungi Pusban untuk selengkapnya atau hubungi CS.”“Terjadi kendala sistem. Kunjungi Pusat Bantuan atau coba lagi dalam beberapa saat.”Hati-hati dengan kata-kata yang tidak umum (slang, jargon, istilah teknis, dan singkatan). Jika ada singkatan, jelaskan artinya saat pertama kali disebut atau dalam tanda kurung.

Utamakan kejelasan

DihindariDisarankanCatatan
“Buah pepaya, buah pisang… Coba Bukti Karya, dari sekarang!”“Coba Bukti Karya supaya bisa cek karya rekan guru lainnya. Buah ceri, buah pisang. Mari coba sekarang?”Witty bisa menambah kesenangan saat membaca, namun pastikan informasi tetap jelas dari kalimat pertama dan sesuai dengan gaya bahasa produk.
“Koneksi Anda terputus. Coba muat ulang halaman.”“Muat ulang halaman. Sepertinya ada kendala internet.”Pengguna screen reader biasanya tidak mendengarkan kata per kata yang dibacakan; mereka biasanya hanya mendengarkan kalimat pertama dan dalam kecepatan yang cepat.
“Tekan tombol di kanan atas.”“Tekan nama Anda di pojok kanan atas dan pilih “Ganti periode” atau cek cara selengkapnya.”Petunjuk arah atau petunjuk visual seharusnya menjadi pelengkap, bukan informasi utama.
“Buka Inklusivitas1 dengan klik tombol biru di bawah ✨”“Buka Refleksi Kompetensi dengan tekan tombol Mulai.”Screen reader tidak selalu bisa membaca sebuah ikon (apalagi jika tanpa alt text). Jaga gaya bahasa serta penggunaan emoji agar tetap sesuai konteks produk.

Selain contoh di atas, beberapa praktik lainnya dalam mengutamakan kejelasan adalah hal-hal berikut ini, disertai contoh gambar:

Struktur informasi menggunakan format yang sesuai

Hal ini membantu otak kita memproses informasi lebih cepat dan akurat. Manfaatkan komponen desain juga untuk membagi informasi.

Dihindari

Inklusivitas2

Disarankan

Inklusivitas3

Pertimbangkan konteks budaya

DihindariDisarankanCatatan
“Selamat datang di Pengelolaan Kinerja, Bapak Dinas!”“Selamat datang di Pengelolaan Kinerja, Hendrawan!”, “Selamat datang di Pengelolaan Kinerja, Bapak/Ibu Dinas!”Pastikan tetap inklusif meskipun target audiens kita mungkin sangat spesifik. Jangan berasumsi bahwa jabatan tertentu hanya dipegang oleh gender tertentu. Langsung menyebut nama pengguna lebih baik.
Arek-arek SD di daerah Provinsi Jawa Timur.”“Para siswa sekolah dasar di daerah Provinsi Jawa Timur.”Gunakan lingua franca atau bahasa yang diadopsi sebagai bahasa umum di antara penutur bahasa daerah yang berbeda.

Panduan untuk teks alternatif

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan apa sebuah gambar membutuhkan alt text atau teks alternatif. Beberapa gambar bekerja sama dengan teks untuk menyampaikan informasi, sementara gambar lainnya bersifat dekoratif. Untuk menentukan, mulai dari apakah ada konteks tambahan yang mungkin disampaikan oleh tulisan di tempat lain dalam alur aksi tersebut? Cek apakah tulisan yang mendahului atau mengikuti gambar cukup deskriptif tentang apa yang disampaikan oleh gambar itu sendiri. Jika jawabannya ya, maka teks alternatif mungkin tidak diperlukan. Teks alternatif yang ditambahkan pada tulisan lain yang sudah menyampaikan informasi yang sama bisa terasa repetitif dan berlebihan.

Jika sudah menentukan bahwa sebuah gambar memerlukan teks alternatif, mari kita cek panduannya!

Bersifat tambahan

Tidak perlu mengulang informasi yang sama dengan teks yang menyertai gambar. Berikan konteks yang mungkin hilang jika seseorang tidak dapat melihat gambar.

Konsisten

Teks alternatif adalah bagian dari komunikasi produk, jadi pastikan bahwa gaya bahasa dan kata-katanya cocok. Jangan gunakan jargon yang belum diperkenalkan di tempat lain.

Gunakan suara aktif

Suara aktif biasanya lebih sederhana, lebih jelas, dan lebih seperti bercakap sehari-hari, sehingga membuat teks alternatif terdengar lebih manusiawi.

Gunakan kapitalisasi yang sesuai

Mulailah dengan huruf kapital di kata pertama saja (sentence case), dan akhiri dengan titik. Meskipun teks alternatif tidak selalu dalam kalimat lengkap, melakukan ini membantu screen reader membaca konten dengan intonasi yang alami. Hindari menggunakan singkatan.

Contoh penerapan

Selain panduan di atas, secara umum cukup tulis tentang apa yang ada di gambar. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan membayangkan situasi sedang mendeskripsikan gambar kepada seseorang lewat telepon.

Inklusivitas4

DihindariDisarankan
Mengulang kembali kata-kata yang ada di bawah gambar. Jika ada banyak gambar, pastikan beri petunjuk gambar nomor berapa.“Gambar 1 Seseorang sedang memperhatikan dengan seksama hasil capaian Rapor Pendidikan melalui layar gawai.”

Inklusivitas5

DihindariDisarankan
“Tanda tanya” “Informasi tambahan dibuat oleh tim Refleksi Kompetensi dengan bentuk tanda tanya.”“Informasi tambahan”

Catatan

Sumber panduan

Banyak panduan di atas yang bersumber dari panduan-panduan yang sudah tersedia sebelumnya. Beberapa panduan yang kami sediakan di bagian ini hanya kami bantu terjemahkan dan melakukan lokalisasi agar sesuai dengan konteks di Indonesia. Terjemahan dan lokalisasi yang kami lakukan bisa jadi belum sempurna. Sehingga, pastikan untuk memeriksa referensi berikut untuk melengkapi konteks.

Referensi:

Adobe

Atlassian

Conscious Style Guide

Material Design Accessibility: Writing

National Center on Disability and Journalism (NCDJ)

POUR

Web Content Accessibility Guidelines (WCAG)

Rencana pengembangan

Kami sangat ingin meneruskan penyusunan panduan ini agar lebih lengkap. Di antaranya adalah panduan yang membahas seputar:

  1. Disabilitas (Mental, Netra, Tuli, Bisu, Fisik, Bahasa Isyarat)
  2. Gender
  3. Umur
  4. Status Ekonomi dan Sosial

Tentunya kami sangat senang dengan panduan ini sebagai langkah awal menuju pengembangan produk yang lebih inklusif. Kami harap dapat memulai penyusunan untuk mengembangkan panduan ini ke depannya. Doakan, ya!